KERAJAAN
TARUMANEGARA
Kerajaan Tarumanegara adalah
kerajaan Hindu beraliran Wisnu yang terletak di daerah lembah Sungai Citarum,
Jawa Barat. Pendiri kerajaan ini adalah Jayasinghawarman. Kerajaan ini berdiri
kira-kira pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M, dan beribu kota di Jayasinghapura.
Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta,
sampai perbatasan Cirebon. (Sumber
: Wikipedia & SlideShare)
Kerajaan Tarumanegara adalah
kerajaan Hindu beraliran Wisnu yang terletak di daerah lembah Sungai Citarum,
Jawa Barat. Pendiri kerajaan ini adalah Jayasinghawarman. Kerajaan ini berdiri
kira-kira pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M, dan beribu kota di Jayasinghapura.
Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta,
sampai perbatasan Cirebon. (Sumber
: Wikipedia & SlideShare)
Menurut Naskah Wangsakerta
nama-nama raja yang pernah memerintah di Kerajaan Tarumanegara dan masa
pemerintahannya adalah : (Sumber
WIKIPEDIA)
NO
|
RAJA
|
MASA
PEMERINTAHAN
|
1
|
358-382 M
|
|
2
|
382-395 M
|
|
3
|
395-434 M
|
|
4
|
Wisnuwarman
|
434-455 M
|
5
|
Indrawarman
|
455-515 M
|
6
|
Candrawarman
|
515-535 M
|
7
|
Suryawarman
|
535-561 M
|
8
|
Kertawarma
|
561-628 M
|
9
|
Sudhawarman
|
628-639 M
|
10
|
Hariwangsawarman
|
639-640 M
|
11
|
Nagajayawarman
|
640-666 M
|
12
|
Linggawarman
|
666-669 M
|
v KEHIDUPAN
POLITIK
Raja Purnawarman adalah raja
besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Raja
Purnawarman yang bergelar Sri Maharaja diwisuda menjadi raja menggantikan
ayahandanya, 2 tahun sebelum beliau wafat. Ayahandanya Rajersi Dharmayawarman
mengundurkan diri dari tahta kerajaan dan memilih hidup di pertapaan menempuh manurajasunya. Purnawarman diwisuda
menjadi raja pada tahun 395 M.
Tindakan yang diambil Purnawarman
ialah memindahkan ibu kota kerajaan ke sebelah utara ibu kota lama Jayasingapura. Ibu kota yang baru itu
diberi nama Sundapura = Kota Sunda
atau sudha atau sundha, yang berarti bersih, jernih, murni. (Sumber : SlideShare & nerajulianielf.blogspot.co.id)
v KEHIDUPAN
SOSIAL
Kehidupan sosial Kerajaan
Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya raja Purnawarman
yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja
Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap
penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada
para dewa. (Sumber :
SlideShare & falah-kharisma.blogspot.com)
v KEHIDUPAN
EKONOMI
Mata pencaharian masyarakat
Tarumanegara adalah bertani dan berdagang. Menurut berita yang ditulis Fa-Hien
barang yang diperdagangkan adalah cula badak, kulit penyu dan perak. Raja yang pernah berkuasa dan
sangat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia
memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi)
sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km).
Pembangunan terusan ini mempunyai
arti ekonomis yang besar bagi masyarakat karena dapat dipergunakan sebagai
sarana lalu - lintas pelayaran antardaerah di kerajaan Tarumanegara dengan
dunia luar. Akibatnya, kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara
sudah berjalan teratur.Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan
dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana. (Sumber : Wikipedia &
falah-kharisma.blogspot.com)
v MASA
KEJAYAAN
Kerajaan ini mengalami masa kejayaan atau masa
keemasan sekitar 3 generasi dari awal pembentukannya. Kerajaan ini berhasil mencapai
masa kejayaan pada kepemimpinan raja ketiga, raja Purnawarman, cucu dari
Rajadirajaguru Jayasingawarman.
Pada
masa ini, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat. Raja
Purnawarman memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan
kecil di sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai
infrastruktur yang mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah
sungai Gomati dan Candrabaga. Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya
banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian
sawah yang dulu menjadi salah satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan
Tarumanegara. Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa kejayaan
Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang mampu
berkurban 1000 ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu. (Sumber : kisahasalusul.blogspot.com & www.satujam.com)
v MASA KERUNTUHAN
Tarumanagara
sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669,
Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa.
Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih
menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi
isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis,
tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya,
yaitu Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara berakhir
dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih
menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam
kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan
untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara. (Sumber : Wikipedia)
v PENINGGALAN
KERAJAAN TARUMANEGARA
Hingga saat ini ada 7 buah prasasti yaitu :
-Prasasti Ciaruteun
-Prasasti Jambu
-Prasasti Kebon Kopi
-Prasasti Tugu
-Prasasti Pasir Awi
-Prasasti Muara Cianten
-Prasasti Cidanghiyang
Ø Prasasti
Cidanghiyang
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung
lebak di tepi sungai Cidanghiyang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang
Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat
berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti
tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman. (Sumber : Wikipedia)
Ø Prasasti
Ciaruteun
Prasasti
Ciaruteun atau
prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai
Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta
yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh.
Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki
Raja Purnawarman.
Gambar telapak kaki pada prasasti
Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
1.
Cap telapak
kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya
prasasti tersebut).
2.
Cap telapak
kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya penguasa)
sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan
Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa
sekaligus pelindung rakyat. (Sumber
: Wikipedia)
Ø
Prasasti Jambu
Prasasti
Jambu atau
prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu,
sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa
serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja
Purnawarman. (Sumber :
Wikipedia)
Ø
Prasasti Kebon Kopi
Prasasti
Kebonkopi ditemukan
di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari
prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan
tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Indra. (Sumber : Wikipedia)
Ø
Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di daerah Tugu,
kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu
bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti
Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari
prasasti tersebut
Hal-hal yang dapat diketahui dari
prasasti Tugu adalah:
1.
Prasasti
Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai
Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut
menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga
secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga
diartikan sebagai kali Bekasi.
2.
Prasasti
Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka
tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama
dengan bulan Februari dan April.
3.
Prasasti
Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana disertai
dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja. (Sumber : Wikipedia)
Ø
Prasasti Pasir Awi
Prasasti
Pasir Awi ditemukan
di daerah Sukamakmur Jonggol , juga tertulis gambar ranting pohon dan buah yang
dihiasi sepasang telapak kaki sang raja. (Sumber : Wikipedia)
Ø
Prasasti Muara Cianten
Prasasti
Muara Cianten, ditemukan
di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping
tulisan terdapat lukisan telapak kaki. (Sumber : Wikipedia)






